Background Check: Andrea Berta

Welcome to Arsenal šŸ¤

Kelihatannya kita sudah mendapat pengganti Edu: Andrea Berta dari Atletico Madrid!

Apakah Berta adalah sosok yang tepat untuk menjadi suksesor Edu? Di sini, saya mencoba mengulik Berta dari tiga sisi:

  • Pencapaian selama di Atletico

    • Sell Big, Spend Big

    • Kompetitif di Tengah Pesaing yang Lebih Royal

    • Sinergi dengan Diego Simeone

    • Character

  • Potential Red Flags 🚩

  • Kecocokan dengan Kebutuhan Arsenal

Andrea Berta join AtlĆ©tico Madrid di 2013 sebagai technical director sebelum akhirnya pegang posisi Sporting Director di 2017​. Dari 2017 sampai 2025, Atletico meraih 1 gelar Europa League (2017/18) dan 1 gelar Laliga (2020/21).

Selama 11 tahun di klub, Berta bener-bener nge-lead perkembangan Atletico Madrid: ā€œimpressive sporting results and the growth of the organisationā€ā€‹ — satu kalimat yang saya ambil dari website resmi Atletico.

Saya akan coba rangkum pemahaman saya tentang pengaruh Andrea Berta pada 2017-2025, ketika ia resmi pegang posisi Sporting Director:

Sell Big, Spend Big

Penjualan termahal - Pembelian termahal

Atletico bukan tim yang identik dengan transfer yang menghambur-hamburkan uang, namun tidak segan-segan untuk berinvestasi besar.

Summer 2019, Atletico jual Rodri, Lucas Hernandez, dan Griezmann. Semua pemain penting.

Uang tersebut kemudian diinvestasikan ulang dengan kedatangan Joao Felix, Hermoso, Marcos Llorente, Trippier, dan lain-lain. Nanti kita akan bahas lagi soal ini.

Summer 2024, investasi besar dilakukan ke Julian Alvarez. Sempat juga ke Thomas Lemar.

Sebenarnya tipe transfer besar-besaran seperti ini bukan kebiasaan Atletico. Selama 7 tahun menjabat di Atletico, Berta meng-gol-kan 4 transfer 60 juta euro ke atas. Selebihnya lebih aktif mencari pemain di range 30-40 juta euro.

Tanpa mempertimbangkan biaya gaji, ini rekap selisih pemasukan dan pengeluaran Berta di bursa transfer 2017/18 sampai 2024/25:

  • 2017/18: + 9 juta euro (Europa League šŸ†ļø )

  • 2018/19: - 111 juta euro

  • 2019/20: + 69 juta euro (Joao Felix in)

  • 2020/21: - 9 juta euro (Laliga šŸ†ļø )

  • 2021/22: - 63 juta euro

  • 2022/23: - 1 juta euro

  • 2023/24: + 47 juta euro

  • 2024/25: - 92 juta euro (Joao Felix out)

Approach yang dilakukan Berta cukup disiplin, namun tidak berarti kaku. Gas-rem-gas-rem tiap musim.

Fun fact, Berta punya background sebagai banker di Italia sebelum switch career ke dunia sepakbola. Asumsi saya, ia akan punya sense yang kuat soal perduitan…

Kompetitif di Tengah Pesaing yang Lebih Royal

Seperti layaknya klub normal, Berta harus menyeimbangkan investasi ke squad dengan pemasukan yang diterima oleh klub.

Atletico, walaupun bukan klub miskin, bukan juga klub dengan pemasukan setinggi Madrid, Barca, City, PSG, München, dan lain sebagainya. Biaya gaji Atletico cuma setengahnya Barca & Madrid.

Konsep ā€œSell Big, Spend Bigā€ di atas juga berlaku untuk urusan gaji pemain. Berani bayar mahal tapi tetap punya pengeluaran yang disiplin.

Contoh:

  • 2019, Griezmann dijual bukan hanya untuk mendapat biaya transfer, tapi juga menghemat biaya gaji yang saat itu sudah mencapai 800 ribu euro per minggu

  • Namun, Atletico tidak ragu untuk menggaji pemain kuncinya di kisaran 200 - 400 ribu euro per minggu dengan Jan Oblak sebagai pemain dengan gaji tertinggi

  • Ketika Griezmann kembali ke Atletico, terjadi kesepakatan untuk mengurangi biaya gaji hingga ke 200 ribu-an euro per minggu

  • Luis Suarez, berperan penting saat Atletico juara Liga, dibeli dengan syarat Barca mensubsidi sebagian gajinya

(Semua data gaji saya ambil dari Capology.com — not the most accurate but well that’s the only thing I have)

Belum lagi ketika kita pertimbangkan Atletico membangun stadion baru (Wanda Metropolitano) di 2017, juga sempat mengalami transfer ban di summer 2017. Well… Bisa dibilang Berta punya banyak keterbatasan keuangan yang harus ia siasati.

Makanya, nggak jarang Berta ambil keputusan transfer yang tidak ā€œcantikā€ - mungkin harus ambil pemain senior, gratisan, loan, atau beli mantan pemain. Suarez, Depay, Witsel, Griezmann (transfer kedua), Carrasco (transfer kedua), dan lain sebagainya.

Akademi juga masih jadi sumber talenta Atletico. Saat ini, Pablo Barrios yang meneruskan tradisi tersebut.

Sinergi dengan Diego Simeone

Di bagian ini, saya akan share pengamatan saya tentang bagaimana aktivitas Berta sebagai Sporting Director dapat memperkuat & memperkaya permainan Atletico Madrid di lapangan.

Bagian 1: Shift dari 4-4-2 ke 4-1-4-1 / 4-2-3-1

Simeone terkenal dengan skema 4-4-2 dengan duet striker. Contoh yang saya ingat: Mandzukic - Torres, Morata - Costa, Griezmann - Costa. Kalau sekarang: Griezmann - Alvarez, atau Griezmann - SĆørloth.

Namun, musim panas 2019 jadi momen overhaul besar buat Atletico, yang bikin Simeone harus banyak eksperimen. Dengan beberapa pemain senior hengkang dan Joao Felix jadi pusat perhatian baru, Simeone mulai ubah formasi.

Kita sering lihat variasi 4-4-2 yang fleksibel, kadang shifting ke 4-4-1-1 atau 4-2-3-1, supaya Felix bisa dapet role lebih bebas di belakang striker biar kreativitasnya maksimal.

Ini lumayan beda dari biasanya – Atletico mulai coba main lewat gelandang serang, sesuatu yang terakhir kali mereka lakukan di era Diego Ribas atau awal-awal Griezmann.

Datangnya Kieran Trippier juga bikin permainan full-back lebih ofensif. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, posisi right-back jadi sumber kreativitas serangan (lewat crossing dan overlap Trippier), nambahin lebar serangan dan bikin right midfielder (seringnya Correa) harus lebih masuk ke tengah.

Di sisi pertahanan, meskipun GodĆ­n pergi, kehadiran Hermoso dan Felipe tetap bikin lini belakang solid. Tapi, skill Hermoso dalam build-up play kasih opsi ke Simeone buat lebih sering main dari belakang.

Identitas tim lagi dalam transisi: tetap kuat di pertahanan, tapi mulai coba main lebih fluid buat support Felix dan Morata. Tapi, karena masih dalam proses adaptasi, performa AtlĆ©tico di musim 2019–20 masih naik turun, plus tersingkir di perempat final UCL, nunjukin kalau perubahan taktik ini masih belum sepenuhnya matang.

Bagian 2: 3-5-2 Simeone

Gacor di FM pada masanya šŸ˜„ 

Mungkin perubahan taktik paling besar datang di akhir 2020. Setelah beberapa hasil buruk (termasuk dibantai 4-0 sama Bayern) dan demi memaksimalkan kekuatan pemain baru, Simeone akhirnya coba formasi dengan tiga bek untuk pertama kalinya di Atletico.

Dia pasang Mario Hermoso sebagai left center-back yang bisa geser jadi left-back kalau Carrasco naik ke depan, bikin tim bisa switching antara back three dan back four di tengah pertandingan.

Carrasco dan Trippier berubah jadi wing-back, kasih lebar serangan dan posisi crossing yang lebih tinggi. Formasi 3-1-4-2 (atau 5-3-2) ini bener-bener nge-boost kontribusi ofensif Carrasco, tapi tetap jaga keseimbangan pertahanan.

Hasilnya langsung kelihatan: Atletico jadi makin solid di belakang dan langsung tancap gas ke puncak klasemen.

Perubahan ini juga bikin Luis Suarez makin maksimal. Dengan wing-back yang sering kasih umpan dan tambahan center-back di belakang, Suarez bisa fokus jadi finisher murni.

Selain itu, Marcos Llorente juga jadi kejutan yang gokil. Awalnya dibeli buat jadi gelandang bertahan, tapi malah dilepas lebih maju (kadang jadi second striker atau right midfielder), di mana kecepatan dan instingnya jadi ancaman serius.

Brace ikoniknya di Anfield tahun 2020 jadi tanda awal, dan di musim 20-21, dia makin rajin lari-lari eksplosif dari lini tengah, nyelesain musim dengan 12 gol dan 11 assist.

Intinya, kehadiran pemain kunci kayak Hermoso dan Carrasco bikin Simeone bisa fleksibel dengan back three, sementara kedatangan Suarez bikin sistem yang mendukung striker murni. Hasil akhirnya? Atletico juara La Liga 2021.

Setelah juara, Simeone berusaha jaga momentum dengan beli De Paul dan bawa pulang Griezmann di 2021. Langkah ini dorong Atletico ke arah permainan yang lebih berbasis penguasaan bola dan kombinasi di lini tengah serta serangan.

Simeone mulai sering pakai formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1, dengan trio De Paul, Koke, dan Lemar (belakangan Barrios) yang lebih bisa pegang bola dan atur tempo.

Kembalinya Griezmann juga kasih tambahan playmaker yang bisa nyambungin lini tengah ke serangan.

Bagian 3: Attacking Evolution

Tapi, musim 2021–22 nggak mulus – cedera di lini belakang (ditambah mungkin terlalu agresif di depan) bikin performa tim naik turun.

Baru di musim 2022–23 filosofi serangan mereka beneran nyatu. Awal 2023, banyak yang mulai notice kalau Atletico main lebih proaktif dan dominan dengan bola. Tim mulai nge-press lebih tinggi dan lebih pede dalam penguasaan bola.

Nahuel Molina jadi sosok kunci di sini – kombinasi cepatnya dengan Griezmann di sisi kanan bikin Atletico lebih bahaya dalam serangan yang lebih sabar dan terstruktur. Dengan Witsel sering turun di antara center-back, bentuk build-up berubah jadi 3-4-2-1, bikin wing-back bisa lebih maju tanpa kehilangan kontrol di lini tengah.

Di 2023, Mario Hermoso juga berkembang jadi playmaking defender(salah satu terbanyak La Liga dalam switch passes), dan secara keseluruhan, AtlƩtico mulai lebih sabar dan kreatif dalam nge-break down pertahanan lawan.

Tapi, yang keren, Simeone nggak ninggalin prinsip defensifnya – tim masih bisa balik ke 5-3-2 pas nggak pegang bola.

Perkembangan taktik ini juga nggak lepas dari skuad yang dibangun Berta: pemain kayak De Paul, Molina, Griezmann (yang akhirnya dibeli lagi), dan Reinildo emang cocok buat gaya main yang lebih dominan.

Ini bikin Simeone harus ā€œnge-refreshā€ metodenya, sambil tetep ngejaga ciri khas Atletico.

Joao Felix

Oke, tadi saya di awal mau coba bahas lagi soal transfer Atletico 2019/20, ya. Di mana gong-nya adalah pembelian Joao Felix… Yang kita tau sendiri lah, permainan Felix di Atletico tidak mencerminkan investasinya.

Rupanya, Joao Felix adalah pembelian yang didorong oleh Berta, bukan Simeone. Ada ketidaksepakatan dalam kasus Joao Felix (dan beberapa pemain lain yang tidak terpakai Simeone).

ā€œI'm grateful for the work Andrea has done with us, we had a very healthy relationship, without agreeing on some things as happens, but looking for the best for AtlĆ©tico.ā€

DIEGO SIMEONE ON ANDREA BERTA

Simeone sendiri pernah bilang kalau mereka ā€œnggak selalu sepakat dalam beberapa halā€ — Hal wajar dalam hubungan Manager & Sporting Director.

Berta sangat jeli dalam scouting, tapi Simeone nggak selalu setuju sama keputusan-keputusan besarnya – terutama soal pembelian Joao Felix yang jadi rekor pembelian klub, juga perekrutan pemain muda kayak Marcos Paulo (yang nyaris nggak pernah dipakai Simeone) dan Arthur Vermeeren.

Ini nggak align, karena Berta lebih mikir investasi jangka panjang atau pemain dengan skill teknis, sementara Simeone cenderung skeptis kalau mereka nggak akan kepake.

Healthy disagreement

My take: Walaupun pembelian Joao Felix nggak bisa dikatakan sukses, tapi menurut saya ini yang jadi trigger agar Simeone jadi lebih fleksibel dengan taktiknya.

Joao Felix tidak pernah jadi aktor utama Atletico, baik dari sumber gol maupun assist. Namun, saya rasa Simeone dapat memanfaatkan Felix menjadi fasilitator di lini serang Atletico yang menjuarai Laliga 2020/21.

(Correa, Carrasco, and Felix are) attackers, yes, but all three tend to drop when needed, offering an additional passing channel, creating overloads and connecting the thirds efficiently.

This is especially true for FƩlix who, despite not topping the charts in these metrics, is the main piece of the jigsaw. We should also mention both SuƔrez and Trippier as highly effective too as the former still demonstrates his ability as a modern number nine while the latter is a perfect example of a more offensive full-back, as opposed to Hermoso, for example, who has become a distributor instead.

But FĆ©lix feels and plays differently than before and it’s visible in both his movement and stats. He’s experienced a significant increase in almost every category imaginable, from through passes, passes to final third, xA per 90, forward passes and more importantly, received passes which jumped from 19.77 per 90 in 19/20 to 32.21 per 90 in 20/21.

Walaupun terdapat ketidaksepakatan, dan pada akhirnya Felix tidak bisa memaksimalkan potensinya (Bahkan sempat cekcok dengan Simeone juga) namun ada momen di mana Simeone bisa ā€œkompromiā€ dengan visi Berta.

Beberapa tahun setelahnya, Atletico punya kombinasi unik dari sisi physicality dan penguasaan bola — Mirip-mirip dengan visi Berta ketika ngide buat beli Joao Felix.

P.s. Saya agak terkekeh ketika Atletico ā€œgak rugi-rugi amatā€ ketika harus jual Joao Felix ke Chelsea, saya pengen tau apa yang dibilang Berta ketika Chelsea tebus 11 juta euro buat loan setengah musim DAN 52 juta euro buat transfer permanen…

…Kemudian Chelsea loan Felix ke Milan 6 bulan setelah permanen.

Character

Well, kita udah bahas hubungan Berta dan Simeone yang sama-sama keras.

Di sini saya juga mau highlight hubungan Berta dengan petinggi klub maupun pemain bintang.

Saya rasa Sporting Director yang berpengalaman harus punya ā€œauraā€ supaya ia bisa dapat yang ia mau — dan align dengan objective klub.

Hubungan Berta dengan CEO Gil Marƭn dan presiden Enrique Cerezo, misalnya. Dia paham batasan finansial AtlƩtico sekaligus ambisi klub buat tetap kompetitif, jadi selalu cari cara buat ngejaga keseimbangan antara keduanya.

Contohnya, waktu Barcelona coba nego sama Atletico di 2019 buat nunda pembayaran transfer Griezmann, Berta berdiri teguh bareng petinggi klub buat nolak.

Nego keras sama Atletico sih kita nggak asing, ya. Sampai-sampai perlu tebus release clause Thomas Partey di deadline day summer 2020.

Di sisi lain, Berta juga tahu kapan harus fleksibel demi menjaga keharmonisan klub – kayak waktu Atletico dan Diego Costa sepakat buat mengakhiri kontraknya. Keputusan itu pasti butuh diskusi bareng CEO dan pelatih sebelum bisa disetujui. (Putus kontrak dengan striker? Familiar?)

Saya rasa, Berta tahu cara ngeyakinin manajemen buat berani investasi besar kalau dia merasa pemain yang bisa jadi game-changer di pasar transfer, misalnya pas dia berhasil bikin Gil MarĆ­n setuju buat ngeluarin jor-joran buat Felix - dan masih bisa jaga posisinya sampai setidaknya 5 tahun ke depan walaupun transfer tersebut nggak sukses.

Malah summer 2024 kemarin bisa-bisanya beli Alvarez…

Luis Suarez reportedly used a mutual friend to make contact with Berta, who handed him a two-year contract at Atletico.

ā€œBarca didn’t value me and Atletico opened their doors for me to keep on showing the player I am,ā€ the former Uruguay international said. ā€œI will always be grateful to this club for trusting in me.ā€

Contoh lain: Luis Suarez selalu merasa berterima kasih sama cara pendekatan Berta, langsung to the point dan penuh kepercayaan, tanpa negosiasi bertele-tele. Sikap ini yang bikin Suarez yakin buat gabung Atletico dan kasih performa terbaiknya.

Berta bisa manfaatin momen buat gerak cepat—contohnya pas Suarez cabut dari Barcelona, ketika Suarez ada isu untuk pindah ke Juventus, dia langsung satset masuk. Pendekatan yang cepat dan tegas ini jadi salah satu kunci suksesnya di bursa transfer.

Ada beberapa anekdot soal ā€œKarakterā€ Andrea Berta ini.

Salah satunya, ada cerita Berta mau rekrut Boubacar Kamara (sekarang di Aston Villa), tapi kok ya pas didatangi rumahnya, Kamara malah asal-asalan penampilannya, terus di rumahnya ada temannya… Padahal ibaratnya mau ā€˜interview kerja.’ šŸ˜† 

Atau cerita Berta dan wasit ini? Well, siap-siap, PGMOL! (Atau… Siap-siap Berta dikerjain PGMOL & digoreng Gary Neville + Carragher šŸ™ˆ )

Andrea Berta. Karakter yang menarik ditunggu chemistry-nya dengan Mikel Arteta.

Potential Red Flags 🚩

(Ini biar judulnya heboh aja, wkwk)

Kalau boleh jujur, ketika saya tau kandidat Sporting Director kita adalah Ayto, Ashworth, Berta, Olabe, dan Scuro, kepala saya langsung tertarik ke Ashworth (pengalaman di Inggris) dan Olabe (koneksi Real Sociedad).

Ada dua alasan kenapa saya nggak langsung ā€œbuy inā€ sama Andrea Berta, sang Sporting Director dari Atletico.

#1 Kondisi squad Atletico saat ini

Saya sempat cek transfermarkt.com untuk mengecek total market value dari pemain Atletico → 490 juta-an euro. Ini turun dari pertama kali Berta jadi Sporting Director di 700 juta-an euro.

Rata-rata usia pemain juga makin menua (29.2 tahun), maka wajar sih market value-nya turun dari tahun ke tahun.

Ketika saya bandingkan dengan harga pembelian pemain ada di 400 juta-an euro, berarti development market value-nya ada di +90 juta euro.

Makin tinggi selisihnya, artinya pemain yang dibeli berkembang di klub tujuan - dengan acuan kenaikan market value.

Nah, development +90 juta euro terhitung jauh dari 10 besar pada grafik di atas di mana peringkat ke-10 punya development +297 juta euro antara market value dengan harga pembelian pemain.

(Arsenal di peringkat 3!)

Jadi, walaupun saya rasa Atletico bukan klub yang squad building-nya kacau, jika diukur dari kenaikan market value di transfermarkt, musim ini memang bukan musim terbaik Berta dalam memaksimalkan value pemain yang ia punya.

Yah, mungkin memang waktunya Berta cabut, sih. Cari tantangan baru.

#2 Mini-rebuild after mini-rebuild

Well, sebelum lebih jauh, saya cukup kagum karena posisi Atletico di Liga dan UCL cukup konsisten selama 7+ tahun belakangan dengan bongkar-pasang squad yang dilakukan. Nggak lepas juga dari peran Simeone dalam adaptasi taktik.

Namun, saya merasa ada tantangan besar dalam konsistensi itu… Jadi begini:

Case Joao Felix yang saya angkat sebelumnya sudah pasti jadi catatan terbesar selama masa jabatan Berta di Atletico. Investasi besar yang nggak nutup.

Pembelian Joao Felix itu bersamaan dengan penjualan Rodri, Griezmann, Lucas Hernandez. Jadi, ekspektasinya: Joao Felix memimpin era baru.

Namun, karena hal tersebut nggak mulus, jadi saya merasa Atletico harus bongkar pasang dengan merombak squad pakai banyak pemain namun dengan budget terbatas.

Karena budget terbatas, biasanya masa edarnya juga lebih singkat. Contohnya: Luis Suarez nggak bisa dipakai terus-terusan, kan?

Secara performa tim dan kontrol keuangan, rasanya sih baik-baik saja, namun kalau di-breakdown per individu, jadi terasa selalu ada yang sia-sia. Ilustrasi sederhana pada tweet di bawah. ā¬‡ļø 

Jadi intinya gini:

  • Berta dan Simeone bisa menjaga standar Atletico agar tetap bersaing di papan atas, that’s a good thing

  • Namun, rasanya Atletico belum benar-benar ā€œrecoverā€ dari penjualan besar-besaran di 2019, di mana individu yang dibeli sampai saat ini belum menjadi aset yang setara dari periode awal 2010-an, tercermin dari market value

(Ngomong-ngomong soal recover, kita juga sepertinya butuh waktu cukup lama untuk bisa jor-joran lagi setelah transfer Nico Pepe)

Apakah tim management Arsenal bisa memastikan bahwa isu di Atletico ini bisa diminimalkan? Mari kita pantau… šŸ‘€ 

Tambahan

Bukan bagian dari ā€œred flagā€ sih, tapi saya merasa ada kesamaan antara Edu & Berta yang memilih cabut. Kalau saya bagian dari management Arsenal, ini bisa jadi catatan penting untuk dinamika tim.

Asumsi: Saya rasa baik Edu dan Berta merasa otoritas mereka di klub masing-masing tidak sebebas itu.

  • Banyak liputan yang menyatakan Edu tertarik untuk handle Nottingham Forest karena akan diberi jabatan ā€œCEOā€ dan tidak hanya untuk Forest, tapi juga untuk klub rekanannya

  • Di 2022, Atletico melakukan restrukturisasi dengan merekrut Carlos Bucero sebagai semacam general manager untuk support Berta

Kok dugaan saya, ya Berta juga mau otoritas yang lebih besar lagi karena merasa ruang geraknya terbatas. Seperti yang dilaporkan di media juga bahwa salah satu faktor Berta mau cabut adalah karena adanya Bucero merasa bikin kerjaannya tumpang tindih.

Wajar lah, kalau ada ketidakcocokan.

Kecocokan dengan Kebutuhan Arsenal

Sekarang kita recap dulu apa yang sudah saya tulis tentang pengamatan saya terhadap Berta, dan kira-kira apa yang dapat mengisi kekosongan di Arsenal.

OBSERVASI

  • Sell Big, Spend Big: Berani menjual pemain kunci untuk mendanai pembelian besar

  • Kompetitif dengan Keterbatasan Finansial: Menjaga Atletico tetap bersaing di La Liga & UCL meskipun gaji & anggaran transfer jauh lebih kecil dari rival utama

  • Sinergi dengan Simeone: Mengadaptasi skuad untuk mendukung perkembangan taktik, termasuk pergeseran dari 4-4-2 ke 3-5-2 yang membawa gelar La Liga 2021.

  • Karakter Kuat: Negosiator tangguh dalam transfer & manajemen pemain, sering kali mengambil keputusan cepat & tegas

RED FLAGS

  • Squad Value Menurun: Market value Atletico turun sejak 2019, menunjukkan strategi transfernya tidak selalu menghasilkan aset berharga jangka panjang

  • Mini-Rebuild Berulang: Beberapa pembelian besar (Joao Felix) gagal, menyebabkan perubahan skuad yang terus-menerus

Secocok apa dengan kebutuhan Arsenal? Kira-kira gini, ya:

#1 Kemiripan Kondisi Klub

  • Atletico hadir sebagai ā€œkekuatan ketigaā€ di Laliga, mirip dengan kondisi Arsenal sejak 2022/23 ketika sudah mulai ber-progess untuk mendobrak City & Liverpool

  • Atletico mampu membuat keputusan transfer besar dengan tetap menjaga pemasukan dan pengeluaran dari biaya transfer maupun biaya gaji

  • Atletico mampu menjaga ā€œkapalā€-nya agar tidak oleng di tengah bongkar pasang squad

#2 Pengalaman & Karakter

  • Berta mampu mengambil langkah-langkah strategis jangka panjang & taktikal jangka pendek ketika ada masalah di tengah jalan

    • Ini penting: Karena saya rasa ini yang bikin tim bisa tetap bergerak & ā€œbanyak akalā€ - Bisa mengimbangi jika jajaran management overthinking

    • Pengalaman Berta di Atletico cukup komplit untuk menghadapi macam-macam issue. Transfer ban, pernah. Harus hemat karena lagi bangun stadion baru, pernah. Pembelian besar yang gagal, pernah. Jual pemain mahal, pernah. Rekrut pemain murah atau gratisan yang gacor, pernah…

  • Berta bisa challenge ide Simeone, dan sebaliknya. Hal yang juga lazim kita temukan antara Edu dan Arteta

#3 Meminimalkan Isu di Atletico

  • Berta baru mampu jor-joran lagi di bursa transfer di summer 2024, bertepatan saat Joao Felix berhasil dijual ke Chelsea. Dugaan saya sih, ini PR dari atasan yang akhirnya terselesaikan

  • Maka, ketika Arsenal tidak dalam posisi harus ā€œrecoverā€ dari pembelian besar yang flop, fokus Berta bisa lebih mantap ke penguatan tim… Asalkan nggak macam-macam dengan pembelian besar lain šŸ˜›

Selamat bertugas, Andrea Berta (Nanti kalau udah resmi ā˜ļø )

Good luck and welcome to the Arsenal Family!

#COYG šŸ”“ āšŖļø