- GoonerBurger 🍔
- Posts
- Arsenal vs Spurs, MU & City: Enjoy the Challenge!
Arsenal vs Spurs, MU & City: Enjoy the Challenge!
Challenge adalah sarana buat makin berkembang

Dalam 3 minggu ke depan, kita akan menghadapi 3 big match berturut-turut:
vs Spurs (A) - Premier League
vs Man United (H) - Premier League
vs Man City (A) - FA Cup
Kali ini akan sedikit berbeda dari preview biasanya, saya nggak fokus di sisi teknis dulu, karena udah banyak banget juga kan ulasan teknis yang top-notch. 😁
Salah satunya:
Arsenal are a special team who have clear tactical *ADVANTAGES* in The North London derby thanks to Mikel Arteta's elite structure. However, one would be a fool to entirely rule out Antonio Conte's Spurs.
Below, in this 45+ tweet thread, I break the game down..
COLLOSAL-THREAD!
— EBL (@EBL2017)
2:15 PM • Jan 13, 2023
Saya lebih menyoroti aspek persiapan non-teknis & mental. Ini akan nyambung juga ke pengalaman pribadi yang mungkin bisa diterapkan sama teman-teman pembaca.
Tulisan saya ini aslinya mau jadi thread Twitter, tapi setelah ditulis draft-nya, kok panjang banget ya. 😅
Anyway,
Gimana bos kita menanggapi jadwal berat & melelahkan di depan mata?
“I just love it - that’s the reason why we’re here, to play these kinds of games. It’s one of the biggest games of the season for us. We know how much it means for us right now and how much it means to our people as well. We have to focus on playing well and doing what we have to do to win the game.”
— Mikel Arteta, sebelum North London Derby
Interpretasi saya, ada 3 hal penting yang bisa kita catat:
“I just love it” - Mentalitas dalam menghadapi tantangan big games.
“It’s one of the biggest game” - Sadar dengan besarnya tantangan. Dari awal udah aware gak bisa biasa-biasa aja
“We know how much it means” - Tau kenapa ini penting & siapa-siapa aja yang akan merasakan benefitnya kalau sukses
Habis baca ini, saya jadi ingat waktu mumet banget pas harus ngelola kerja tim pas lagi hectic-hectinya, dan lalu saya Googling “Cara memotivasi tim di situasi challenging”
Kemudian, buat ngejawab itu saya ketemu bahan bacaan dari Harvard Business Review: How to Motivate Your Team During Crunch Time 💡
Basically, isi artikelnya merangkum do’s & don’ts buat menghadapi challenge.
Terus ngerasa, ada beberapa kesamaan sama approach-nya Arteta.
Mari kita bahas! 🔎
🧠 Be at the Right Mindset, Transfer It to the Team

Ketika kita menjadi manager, kita yang kasih arahan ke tim. Kita yang jadi kepalanya. Ketika kita yang jadi kepalanya, maka isi kepala kita juga nggak boleh mumet.
Gimana pun beratnya tantangan, manager semestinya adalah orang yang bilang ke tim-nya “Kita bisa melakukan ini!”
Biar isi kepala jadi jernih, pikirin cara untuk:
Menyeimbangkan sisi challenging & tapi juga fun dari project yang berjalan
Menemukan alasan untuk percaya & “invest usaha” di dalamnya
“We prepare every game differently because every game brings challenges and opportunities. In every game, teams are in different moments and we cannot approach every game in the same way. We have a way of playing, but within that, we talk and discuss different things in relation to the opponent that we face.”
— Mikel Arteta, sebelum North London Derby
Sejak awal, Arteta sudah sadar betul kalau yang namanya big match pasti susah. Arteta nggak ‘nyepelein’ kesulitan kayak bilang “Semua game sama aja” - dan saya yakin dia juga menyampaikan message itu ke tim.
Walaupun begitu, nggak berarti kalau menantang itu tegang terus serta nggak ada fun & kepuasannya. Juga mengingatkan apa ‘reward’ yang didapat kalau berhasil menaklukan tantangan.
“Emotional, very passionate, an incredible feeling when you are on that pitch and look around and see the support, tension and atmosphere around it. When you win, it doesn’t get much better than that.”
— Mikel Arteta, tentang feeling saat North London Derby
Yang lebih penting: Manager dan tim harus satu visi dalam memandang challenge. Terdekat, North London Derby

“I've always been an Arsenal supporter. I joined the club at the age of 14 and I'm 23 now so I understand the important of the North London Derby. Nine years is a long time at the club. I've played in quite a few at youth level. I’ve played a couple at senior level so I know I know what it means.”
— Eddie Nketiah, sebelum North London Derby

"I can’t wait and the lads can’t wait as well. I am sure we will do well. I think it would be massive for us and it couldn’t come at a better time.
"We are feeling really good at the moment. All the boys know what it means to play in these kinds of games. We are all going to rest up now and get ready for it."
"I've been itching to get out there and play with the boys," he said. "I hope I can make an impact and I hope we can have a great rest of the season."
— Emile Smith Rowe, sebelum North London Derby
Apa persamaan dari pernyataan dua alumni Hale End di atas? Yes, mereka yang paham betul arti North London Derby (Juga pertandingan besar lainnya seperti Man United & Man City 2 minggu ke depan)Kesadaran itu yang coba ditularkan Arteta ke seluruh skuad. Sama rata. All the boys know what it means to play in these kinds of games. Begitu kalau kata ESR.
Arteta enjoys the challenge & will make sure that the players will enjoy it too!
🛠 Goals Besar = Kumpulan dari Usaha Kolektif

Sejujurnya saya nggak begitu ngerti tentang aspek manajerial tim sepakbola (Ya wajar sih, saya kan emang nggak ada pengalaman di situ)
Tapi, yang saya alami & pelajari, dalam memandang project besar (Di kasus ini: 3 big match berturut-turut di Januari 2022), yang selalu dilakukan oleh tim adalah:
Mendefinisikan dengan jelas “owner” dari masing-masing job-desc
Membagi “tujuan besar” menjadi “tujuan kecil” yang lebih realistis untuk dilakukan
Untuk mencapainya, Arteta sudah pasti nggak bisa sendiri. Perlu untuk kasih kepercayaan & delegasi kepada tim-nya, setelah sudah satu visi dalam memandang challenge besar.
Nah, begitu tim udah satu visi, biasanya inisiatif dan apa yang harus dipersiapkan akan datang sendirinya dari anggota tim, tanpa perlu manager berbusa-busa kasih instruksi. Paling ya mengarahkan aja.

Tujuan yang besar & kompleks, dipikul oleh satu tim, dipecah-pecah menjadi tujuan yang lebih sederhana namun tetap ber-impact.
Kalau dalam konteks di lapangan sepakbola, sederhananya:
Pemain ikut apa instruksi Arteta dan tim pelatih
Pemain juga memberikan masukan ke pelatih bagaimana instruksinya bisa lebih efektif
Habis itu, di lapangan terlihat pembagian role yang sangat jelas: Saka & Martinelli untuk duel 1v1, Ødegaard mencari ruang kosong & melepas key pass, Zinchenko untuk invert ke tengah dari sisi bek kiri, dll
Teknis udah nggak perlu dipertanyakan lagi lah. First XI kita padu banget di lapangan. Cair sekaligus disiplin. Everyone knows what to do.
Tapi di sisi lain selain teknis sepakbola, penting juga buat tim untuk saling support di hal-hal nonteknis. Contoh: Saling menyemangati, biar mood-nya kejaga jelang pertandingan.

Sebagai manager, tentu harus jeli dalam membaca dinamika tim yang sedang saling menaikkan motivasi. Terkadang, bisa juga kalau peran menaikkan motivasi itu didelegasikan pada anggota tim, bukan selalu dari manager.
Jadi inget klip Zinchenko di All or Nothing pas dia di City. Cukup yakin kalau di Arsenal dia pun sevokal itu. Zinchenko (Bersama kapten & wakil-wakilnya) yang akan jadi perpanjangan tangan Arteta buat menaikkan keyakinan tim untuk maju.
Zinchenko 💔
— 2Silvas (@2Silvaas)
7:57 PM • Jan 11, 2023
Bareng Gabriel Jesus, jadi salah dua pentolan yang menanamkan kesadaran buat berprogress & menanamkan mental juara.
“He scored 2, assisted 2, but he’s still disappointed in that dressing room because he said he could’ve scored 4. That’s the standards and mentality you need to go to a different level.”
— Arteta on Gabriel Jesus, setelah match vs Leicester (H)
Zinchenko lebih blak-blakan lagi soal urusan juara:
“I’m not here just to waste my time & the time of Arsenal because the club is always in front of everyone. I am here to achieve big things & I hope we can win some titles & I hope we are going to fight for every title in which we are going to be involved.”
— Oleksandr Zinchenko, ketika baru aja join Arsenal
Mentality is contagious. Yang gini-gini akan nular juga ke semua anggota tim. ✊
Kalau tim sudah padu, dan masing-masing bergerak untuk mencapai tujuan-tujuan kecilnya. Maka ketika digabung, boom! Target sesulit apa pun bisa dihadapi. 🚀
🔎 Manager: Selalu Terdepan di Segala Situasi!

“He was trying to defend his side, I was trying to defend mine and that’s it. I think the atmosphere was incredible right from the beginning, so that’s it.”
— Mikel Arteta, 2021 saat away lawan Liverpool
Ketika kita yang memegang kendali di tim, pastikan jangan sampai kita jadi “hilang” di tengah-tengah proses. Pasang badan.
Selalu jadi yang terdepan dalam menyadari hambatan dalam proses & jadi yang bisa diandalkan dalam memberikan solusinya.

Be a problem solver. Ketika manager bisa diandalkan, tim nggak akan demotivasi. Gimana cara jadi bisa diandalkan? Saya mau nyontek Forbes dulu (Poinnya ga semua saya ambil tapi saya adaptasikan)
Komunikasi yang transparan & direct. Make sure pemain bisa nyaman ngobrol sama Arteta & tim. Kalau ada apa-apa, disampaikan langsung to the point
Juga dicontohkan, bagaimana komunikasi transparan & direct itu. Kalau di pertandingan, Arteta jadi yang terdepan di pinggir lapangan buat nggak ragu-ragu kasih instruksi langsung ke pemain, sampai protes sama wasit
Dengan terbiasa seperti itu, lingkungan yang terbentuk akan lebih terbuka. Masing-masing lebih terbiasa untuk lebih outspoken untuk menerima & memberi masukan. Jadi lebih cepat juga buat follow-up dengan action. Lebih sehat
Lingkungan yang terbuka & sehat, dibungkus dengan fondasi strategi yang solid. Supaya arahan nggak ke mana-mana. Contohnya filosofi bermain Arsenal yang dari match ke match nggak banyak berubah, tapi efektif buat meraup hasil
"Sometimes you see the set-up is slightly wrong - they're two yards too far away from each other, for example. If Arteta sees that, he coaches it immediately and that's what separates him from 95 per cent of the others."
— Jens Lehmann, ketika menjelaskan tentang Arteta yang cepat menyadari masalah di lapangan (& itu membedakan dia dari banyak pelatih lainnya)
Saya rasa Lehmann on point di sini. Cepat menyadari masalah adalah salah satu ciri manager yang baik. Dengan level kesulitan match di depan mata (Spurs, MU, City), semoga hal-hal seperti ini bisa lebih efektif dilakukan.
Bisa yok! 🚀
🔥 Let’s Go Team!

Buat menyimpulkan uraian panjang di atas, saya rangkum dalam tiga bagian penting untuk mempersiapkan tim menghadapi tiga big match berturut-turut.
(Pura-puranya saya jadi Arteta. Yang beneran disampaikan Arteta pasti jauh lebih mengena dari ini) 🙈
“Guys, 3 match ke depan akan berat. Let’s admit it, kita nggak bisa hadapi seperti biasa. Saya yakin, kalian tau apa arti dari match-match ini” ➡️ Setting mindset yang pas tentang pentingnya match
“I trust you to do this well. Mari kita plan apa-apa aja yang harus di-achieve untuk masing-masing individu. Ini tujuan besar, kita pecah-pecah jadi milestone yang lebih terukur. Baik di tempat latihan atau saat match nanti” ➡️ Menyampaikan trust dan arahan secara umum
“Untuk arahan 3 match ke depan akan saya sampaikan detailnya. Saya akan datang spesifik ke beberapa dari kalian untuk kita diskusi. Buat yang ada feedback soal arahan, please come to me, your coaches, or your captains” ➡️ Memecahkan arahan umum menjadi to-dos yang lebih spesifik
“Yang terakhir, kalau kita menang semua pertandingan ini, saya akan traktir satu tim untuk BBQ cumi bakar” ➡️ Tambah-tambah iming-iming reward sedikit buat motivasi, hehe… 😁
“Let’s fucking go guys!”
“COME ONNNNN!”
#COYG 🔴⚪️